Filed under: Personal Case
Dear readers…
Lagi bingung pengen nulis apaan… rasanya mau berhenti nulis, tapi pas chatting sama Jeng Muzda, dia bilang supaya Aku jangan berhenti nulis. Hmmm… kalau begitu Aku mau cerita soal seseorang saja, yang belakangan kelewat rajin memenuhi inbox-ku dengan sms, dan menguras habis batere-ku lantaran terlalu sering nelpon…
WARNING : Mungkin kamu bakal menemukan kenyataan tentang diriku yang diluar pranala-mu ketika membaca tulisan ini!
Namanya Renata, gadis cantik berdagu lancip yang berparas menawan. Tubuhnya langsing, cenderung kurus, tinggi bak model. Jadi ingat pas simulasi persidangan, dia mengenakan jubah jaksa, dan makin cantiklah parasnya, yang membuat lelaki manapun pengin menyembelih dirinya sendiri demi menunjukkan betapa mereka rela mati demi mendapatkan perhatiannya ~ meski cuma satu lirikan berdurasi satu milidetik saja! Sudah jelas, dia adalah idola mahasiswa cowok di kampusku. Oh, satu rahasia; dalam kompetisi cinta ini, Aku adalah pemenangnya. Karena akulah yang bertahta dalam kerajaan cinta dalam bilik hati paling dalam di hati Renata. Namun, karena satu hal tertentu, Kami merahasiakan hubungan Kami, dan membiarkan para lelaki itu saling bunuh demi memperebutkan satu senyum menawan seorang Renata.
Salah satu keunikan dari Renata ialah kecintaannya akan klab sepak bola asal Jerman; Arminia Bielefeld ~ hanya karena ibunya pernah kuliah S-3 bidang lingkungan di salah satu universitas Bielefeld. Renata juga lumayan cakap bermain gitar, dan selalu membanggakan Ibanez Universe 7-String-nya, yang konon merupakan hadiah dari ibunya ~ pengusaha sukses rangkap single parent yang dipanggilnya “Mamih”, lengkap dengan akhiran “H” sehingga terdengar imut. “Miriiiip banget sama Henidar Amroe!”, bangga Renata soal kemolekan Mamih-nya yang begitu persisten melawan sang kala. Renata juga paling demen sama mobil bongsor. Makanya, pas lagi jalan bareng pake Fortuner-nya, Aku biasanya kewalahan kalau sudah disuruh duduk di kemudi (Aku sering salah perhitungan ukuran moncong mobil berukuran besar ketika di parkiran).
Belakangan Kami mulai kesulitan untuk bertemu, mengingat di sela-sela jadwal kuliah S-2, Aku kudu magang di salah satu konsultan hukum. Seharian menekuni daftar kasus-kasus, dan mencocokkan undang-undang apa, bagian berapa, dan pasal nomer berapa yang terkait dengan kasus tersebut. Seharian penuh ekor mataku tertambat pada layar datar berukuran tujuh belas inchi, beralih ke kitab undang-undang beribu halaman, lalu kembali lagi ke LCD, ke kitab lagi, dan kesemuanya itu mengekang kebebasanku lantaran Aku sudah menggadaikan waktu luangku demi kontrak kerja. Belum lagi belakangan Aku kudu mempelajari psikologi, yang kata seniorku, akan sangat membantu memahami kondisi psikologis klien. “Cobalah melihat kondisi klien dari satu sisi yang lain, jangan terpaku menelan bulat-bulat statemen dan kesaksiannya”. Ah, susah amat.
Makin cekaknya intensitas Kami buat ketemuan, komunikasi juga makin renggang. Bahkan, jumlah jerawat yang tumbuh di mukanya pun tak lagi kuketahui (ini hanya perumpamaan, dia sama sekali tidak berjerawat!). Aku tertelan kesibukan, seolah waktuku selama sehari tidak lagi 24 jam. Workaholic kau bilang? Bukan! Aku terjebak dalam lubang cacing, terperangkap dalam cairan ter yang mengawetkanku pada keabadian rutinitas kerja. Dan seperti biasa, Renata yang enggan ikutan magang jadi klayu ~ sering sms dan menelpon tak tahu waktu. Bisa pagi, siang, sore, malam atau dini hari. itulah asal muasal mengapa belakangan Aku sering mengidap insomnia, susah tidur meski Aku sama sekali tidak mengkonsumsi kafein! Aku pun menjadikan sarana chatting sebagai pelarian… mulai dari jam 9 malam, kadang hingga menjelang subuh… Aku pun sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi mahluk nokturnal, mengalami dis-orientasi waktu!
Renata ~ nama baptisnya Josephina, diperolehnya diawal kuliah (S-1), dan dipilih sendiri olehnya. Tapi meski begitu, dia tidak suka memakainya. Kami beda keyakinan, beda agama. Selera musiknya mendayu-dayu meski orangnya cerewet, sementara Aku yang pendiam malah lebih doyan sama classic rock (belakangan ini Aku lagi demen dengerin Dream Theater)… dia piawai memainkan gitar, dan Aku malah jadi autis dengan image training memainkan stick drum demi satu asumsi psikologi bahwa Aku masih bisa mengembangkan kapasitas otak kanan (Aku tidak bisa main gitar! :P)… Singkatnya, sifat Kami kurang-lebih bisa dibilang sangat bertolak belakang.
Lalu Aku ingat-ingat lagi awal hubungan Kami. Bila memang selera Kami bertolak-belakang, lalu apa sih yang menyatukan hati Kami waktu itu? Ah… Aku ingat! Kami sama-sama takut lelaki! Kami benci bau rokoknya, takut ketika mereka mulai menunjukkan gelagat sok berkuasa dengan menegangkan ototnya, meninggikan suaranya. Kami benci matanya yang tak jauh dari menyusuri bagian dada dan paha, cabul pula omongannya. Bahkan Kami takut ketika melihat sekumpulan cowok nongkrong dan mulai menggoda Kami lewat siulan menyebalkan atau kata-kata yang menjurus melecehkan… Kami bergidik ketika teman-teman Kami bercerita soal kekerasan rumah tangga, soal perselingkuhan, dan yang lain sejenisnya. Kami pun pernah menjalin hubungan dengan lelaki, namun berakhir mengenaskan, meluluh-lantakkan segala imajinasi dan mimpi indah Kami soal kisah cinta antara laki dan perempuan.
Plural traumata, atau traumatic neurosis, atau apalah istilahnya, Kami rasa Kami mulai mengidap itu, sehingga Kami mencari sendiri definisi cinta dan berpasangan. Kesepakatan berubah menjadi kepedulian, lalu mengalami metamorfosis, bertransformasi menjadi afeksi. Cinta… itulah cara Kami berdua menyebutnya. Sejak itulah Kami jadi pasangan…
Bingung? Kalian bingung? Selama ini kalian kira Aku lelaki? Bukan, jeng, Aku perempuan. Selama ini Aku hanya menyaru ~ berpura-pura menjadi lelaki, dan menuliskan tulisan-tulisan khas lelaki pula (termasuk salah satu alasan kenapa Aku tidak pernah menyebutkan namaku). Dan soal hubungan sesama jenis, inilah yang membuat Kami merahasiakan hubungan Kami dari teman-teman kampus Kami. Dan hari ini, Aku beberkan ~ sambil berharap tidak ada teman Kami yang membaca tulisan ini…
87 Comments so far
Leave a comment
Jangan salah faham ya, postingan di atas Cuma cerpen fiktif belaka. Saya hanya menambahkan beberapa hal-hal yang riil ke dalamnya, agar supaya alur cerita dan kalimat-kalimatnya terkesan realistis. Dan Saya menemukan sensasi tersendiri ketika mengkombinasikan hal-hal riil dengan hal-hal fiktif hasil imajinasi Saya sendiri. Jadi Renata cuman tokoh rekaan fiktif yang kebagian jatah peran utama dalam cerpen kali ini.
Soal insomnia, soal pengin berhenti menulis, itu semua riil koq. Makanya, Saya rasa sudah saatnya Saya men-daftar, countdown, menghitung mundur dalam wujud postingan-postingan sebelum Saya nantinya beneran berhenti nge-blog. Dan Saya fikir, postingan ini adalah bilangan pertama dari rangkaian hitung mundur itu.
P.S: Saya lelaki tulen, koq. Siapa tahu ada yang salah faham setelah membaca postingan ini…
Comment by Infinite Justice 17 May 2009 @ 11:11 pmadinda…
kok belum percaya kamu lelaki tulen yaa…
di hati dinda yang paling dalam…
dinda masih berharap kamu sejenis dengan kami…
sehingga bisa dengan nyaman kutemui dirimu…
tanpa rasa takut sedikitpun…
sehingga bisa kugenggam tanganmu…
dan kurangkul pundakmu…
dan bilang bahwa semuanya akan baik-baik saja…
karena tidak ada satupun yg tak bisa kita atasi…
hmmm…
Comment by yoan 18 May 2009 @ 1:24 pmkita teman selamanya?
apapun yang terjadi?
aku gak mau kehilangan seorang teman lagi…
(maaf aku sudah GR mengaku temanmu…)
ah, dinda… sayang sekali kanda beneran lelaki, dan kanda tak sudi mengoperasi jenis kelamin dan melawan ketentuan, qodho dan qodar dari Tuhan… maka inilah Kanda apa adanya, lelaki luar dalam…
tapi janganlah khawatir, dinda… sekiranya kanda menakutkan, maka kanda akan menghilangkan ketakutan itu dengan menghilang secara sempurna…
I can be whatever you wanted to… as a friend… forever… or as a shadow, as an imaginative character…
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:11 pmI choose to be your friend forever, then…
Comment by yoan 21 May 2009 @ 9:44 pmah… terima kasih, dinda…
Comment by Infinite Justice 22 May 2009 @ 11:59 pmhuahuahaha…
I knew it!
I knew it!
Comment by yoan 17 May 2009 @ 11:19 pmah… dinda Yo… pasti dinda mengira bahwasanya kanda perempuan sejak lama ya?
Comment by Infinite Justice 18 May 2009 @ 12:30 amHahaa …
Kupikir kamu gak mau nyebutin identitas karna kamu adalah anggota secret agent atau selebritis atau apa ..
🙂
Kalau cerita ini benar, Shin .. aku salut sama keberanian kamu mengakui ini 😀
You know what’s the best for you ..
Comment by Muzda 17 May 2009 @ 11:26 pmah…? hah hah hah hah 😆 😆 😆
saya sungguh tidak mengira bakal dihibur seperti ini
ah hah hah hah
Comment by Infinite Justice 18 May 2009 @ 12:32 am*nggak bisa berhenti tertawa*
cheer up, if this is true…
u know you’ll always have people out there who take you as you are…
🙂
Comment by yoan 17 May 2009 @ 11:26 pmYo …
Baca lagi komennya di atas ..
*ayo kita timpuk bersama-sama*
Comment by Muzda 17 May 2009 @ 11:42 pmMuz, di sini ada tipi, kipas angin, setrikaan, magic com, ama laptop butut gw. Bisa banget bwt nimpukin org…
Di tempatmu ada apa aja?
Curang banget masa keterangannya menyusul gitu…
Comment by yoan 18 May 2009 @ 12:08 amhah hah hah hah 😆 😆 😆
saya juga dihibur sama dinda Yo! sungguh bahagianya saya! hah hah hah 😆 😆 😆
kalimatnya sungguh menyejukkan dan menenangkan! hah hah hah 😆 😆 😆
sungguh saya tiada dapat berhenti tertawa!
emmh… laptop bututnya boleh buat saya? 😉
ah? ini bukan curang, dinda… ini adalah strategi… cobalah sesekali baca Art of War-nya Sun Tzu…
Comment by Infinite Justice 18 May 2009 @ 12:43 amuhm…
laptop butut saya dituker sama white ogre?
mauuuuuuuuuuuuuu………….
*mupeng MODE ON*
Comment by yoan 18 May 2009 @ 1:33 pmewww… bukan dituker, dinda… tapi kanda minta gratis leptop bututnya dinda
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 10:09 pmyaelah…
gw dah seneng2 padahal…
huahuahaha…
Comment by yoan 18 May 2009 @ 12:03 amAih, menurutkuuu …
Hmm, dia masih menyembunyikan sesuatu ..
*numpang chat ma Yoan yaaa*
Comment by Muzda 18 May 2009 @ 12:17 amjiaahh…
Comment by yoan 18 May 2009 @ 12:32 amkenapa lu bkn perempuan aja sih…
kan asik ya Muz, kl dia perempuan juga…
Kita bisa kembar 3 beneran
hahaa ..
Btw aku bisanya cuma nonjok, Yo .. gak ada yang bisa kupake buat nimpuk.
*kenapa di sini cuma ada kita bertiga?*
Comment by Muzda 18 May 2009 @ 12:35 am@ dinda yoan :
ah? hah hah… tertipu! ah hah hah…
ah hah hah… maaf, saya tidak bisa berhenti tertawa… ah hah hah… ini sungguh bisa dibilang sebagai kado perpisahan sebelum saya undur diri dari ranah blog…
@ Jeng Muzda :
but the secret is still on my own (Alone – HEART 00:03:09)
kembar beda ayah lain ibu?
ah, wajar jeng, ini kan blog yang mulai bangkrut dan sudah mau tutup… 😉
Comment by Infinite Justice 18 May 2009 @ 12:56 amhah hah hah 😆
Comment by Infinite Justice 18 May 2009 @ 12:16 amsudah jatuh dua orang korban, karena komentar saya yang paling atas tadi saya sembunyikan. hmmh… saya jadi penasaran, apa masih ada yang bakal mengira saya perempuan ya?
waaah aku dari dulu (kapan dulunya ya?) mengira kamu laki-laki. ternyata? …………. laki-laki hahahhaa
ya masa bodo deh lagian malaikat itu ngga ketahuan kok jenis kelaminnya apa. huehuehueheu
BUT, ceritanya okeh wokeh. Mengingatkanku pada seorang teman lama yang bernama Renata juga.
EM
Comment by Ikkyu_san 18 May 2009 @ 3:46 amah, yah… saya rasa saya juga memiliki logat dan gaya tulis khas lelaki kan? e tapi dalam Death Note shinigami ada laki dan perempuan loh, bu, meski tidak bisa dilihat secara penampilan fisik lantaran perwujudannya yang menyeramkan
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:14 pmhalah! padahal berharap ini bukan cerpen, jarang-jarang kan mengikuti jalan pikiran seorang lesbi lewat blog
Comment by mas stein 18 May 2009 @ 10:46 amhah hah hah…
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:15 pmkalau saya tidak menuliskan komentar yang paling atas itu, saya bisa jadi tidak mengecewakan pengharapan mas stein ya?
jadi kau …
Comment by achoey 19 May 2009 @ 12:03 amaduh, aku jadi malu
maaf ya dik 🙂
kenapa malu, kang?
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:18 pmakang malu karena saya perempuwan?
kereeeennn… mestinya di kirim ke majalah aja. btw, postingan ku yang baru juga temanya cewek dikira laki2.
Comment by macangadungan 19 May 2009 @ 12:13 amahahahahha, ga nyangka…ada miripnya dikit, biarpun cm nyenggol doank :p
by the way bus way
Comment by macangadungan 19 May 2009 @ 12:19 amgue ga ketipu loh ama cerpennya 😛
ah…? aduh… 😯 jangan-jangan gara-gara jeng maria baca status ‘M’ di akun PLURK saya ya?
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:23 pmdikirim ke majalah? emmh… pas masih SMA atau pas masih kuliah saya sempet mencoba nulis cerita, dan kirim ke majalah… dan tidak ada satupun yang saya ketahui kabar beritanya tuh… dan ah, saya sudah meluncur ke TKP koq jeng… kalau ada waktu luang saya akan bikin comic strip buat jeng maria deh…
*itung lagi berapa postingan yang tersisa sebelum mandeg nge-blog…*
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:21 pmSaya juga punya teman laki-laki juga yang naksir berat saya. **halaah** Namun untungnya ia tidak pernah kurang ajar apalagi colak colek dengan saya, dan yang paling saya respek dengan dirinya adalah, ia sadar bahwa keadaan dia memang tidak normal, tidak seperti gay2 lainnya yang berusaha untuk “menghomokan” orang lain, ia sangat tidak mau orang lain seperti dia, itulah yang membuat saya respek dengan dirinya sampai hari ini. Dan juga ia tetap mengakui bahwa homoseksualitas adalah dosa menurut ajaran agamanya yang sampai saat ini masih ia tekuni, bukan seperti gay2 lainnya yang berusaha untuk mencari2 ayat dan melakukan 1001 pembelaan untuk “memutihkan” homoseksualitas. Ia percaya bahwa di setiap takdir yang telah ditentukan olehNya, terdapat hikmah di baliknya. Ia memang tumbuh menjadi orang yang sangat mengerti orang lain, dapat berfikir jernih dan melihat sesuatu dari sudut senetral mungkin. Saya belajar banyak dari dirinya tentang sudut pandang kenetralan ini…..
Yah, sayapun percaya setiap orang pasti punya kelemahan dan kelebihan sendiri2……..
Comment by Yari NK 19 May 2009 @ 10:24 amemmmmhh…
saya pernah menyimak salah satu acara di tivi, soal seoran artis yang pas pertama kali kemunculannya di tivi adalah di ajang pencarian jodoh, dan entah bagaimana, dia sudah menjadi penganut faham homoseksualitas. selidik punya selidik, semua itu karena kebutuhan akan kasih sayang. saya sendiri melihat bahwa sebahagian orang berusaha mendapatkan afeksi dengan cara apapun. termasuk salah satu fikiran saya adalah ketika menuliskan bahwa semuanya karena kebutuhan akan afeksi dari orang lain, dan bukan anggauta keluarga kita sendiri.
yah, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. saya fikir yang paling penting adalah bagaimana cara kita bisa saling menghormati dan menghargai cacad dan kekurangan orang lain…
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:29 pmBrader, jgn berhenti nulis, karena berhenti nulis ngga ada sisi positipnya buat ente ? hehe
Comment by Raffaell 19 May 2009 @ 12:04 pmah… yah… saya kira saya sudah cukup banyak menulis, sehingga saya sampai khawatir bakal kena dislalia
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:31 pmSalam siang
panjang banget ya. ya sudahlah maaf kali aku lewat doang cepet2 seeh.oke
Comment by kawanlama95 19 May 2009 @ 1:58 pmemm… tulisan panjang itu jadi ciri-khas saya… dan soal mau membaca atau tidak itu terserah anda… 😉
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:38 pmPenggiringan pembaca sejak awal cerita membuat orang yg sudah setengah jalan membaca masih mengira ini soal laki2 dan perempuan. Ada interpretasi baru di bagian yg ‘dicuit2in laki2 ituh’ masa co ce jalan berdua … 2 2 nya digodain. Karena pake orang pertama tunggal plus memasukkan psrt of your life here yang bikin orang2 langsung ngira kisah nyata dan sibuk memberi support… 😀 ….
Akhir kata…kembalilah menyukai laki2 jeung….lohhh????? 🙄
Comment by 1nd1r4 19 May 2009 @ 2:54 pmah, teliti seperti biasa. paragraf awal sedari awal memang saya siapkan sebagai giringan jeng, seolah saya menceriterakan diri saya sendiri, makanya saya pertegas dengan penggunaan sudut pandang orang pertama. saya suka dengan akhir ceritera yang tak terduga, sehingga pembaca tidak akan merasa jenuh sebelum kata paling akhir terbaca. dan yah, saya sampai tertawa terus menerus ketika jeng muzda dan jeng yoan terjebak dalam alur cerita saya…
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:35 pmUwaw!
Tak kirain situ bener-bener cewek tadi. Hampir percaya!
Setelah baca komentar pertama, hehehe….
Kereenn…
Comment by Helda Si Remaja 19 May 2009 @ 4:20 pm😉
ah hah hah…
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:36 pmmungkin memang sebaiknya komentar paling atas itu saya sembunyikan saja… jadi jeng helda bakal mengira saya perempuan beneran
ah… sudah mau bilang “KEREN SEKALI” eh diralat..
coba ga fiktif… lebih fantastis lagi rasanya 😀
Comment by natazya 19 May 2009 @ 10:23 pmheh heh…
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:46 pmbeneran deh, kayaqnya memang komentar paling atas itu harusnya saya hapus 😉
another pic of women.. 🙂
pas baca,, emang rada ga percaya..
lebih terasa seperti baca tulisan fiktif,, tapi.. kalaupun memang benar..
*masih banyak ko’ lelaki baik didunia ini..
yang pasti,, da satu kenyataan yg q ketahui dari tulisan ini.. dirimu berbakat jadi penulis.. *krn banyak yg tertipu.. 😀 heheheh..
Comment by wanti annurria 20 May 2009 @ 1:21 amah hah… berarti saya masih kudu belajar lagi supaya jeng wanti bisa terhasut…
emmh… saya belum berbakat, kecuali kalau sudah bisa membuat jeng wanti ikutan tertipu 😆
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:50 pmwaduh,, harus siap2 untuk serangan berikutnya niy..
but any way busway,, benarkah dirimu setulen itu kang.. kenapa sejak postingan diatas diri ini jadi sedikit ragu..
Comment by wanti annurria 21 May 2009 @ 9:08 pmmengapa bisa sedetail itu dirimu m’deskripsikan perasaan seorg wanita,,
*langsung minggat tanpa permisi,,
tertipu saya!hhee…
mulai menghitung mundur, ini hitungan keberapa mba, eh mas?
*gara-gara ada tulisan dream theater, jadi langsung muter lagu ben ini, forsaken.
Comment by Irfan 20 May 2009 @ 6:53 amyatta!
ehm, bagaimana kalau saya bilang hitungannya dimulai dari ‘tiga’?
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:54 pmummm..terkadan9 aku nda berfikir apakah dia lelaki ato perempuan dan membiarkan be9itu sajah,sampai akhirnya dia men9atakan bahwa saiya adalah man/fem..
hiatus ajah duLu,jan9an berhenti n9eblo9 selamanya,rehat sejenak untuk tulisan tulisan yan9 lebih bermakna 😉
cerita diatas so real,tadina kiraiin beneran[ tertipu dah daku 🙂 ]
terlepas dari 9ender,kiTa akan tetap berteman kan?
selamanya teman.. 🙂
** n9arep.net
Comment by wi3nd 20 May 2009 @ 10:54 amheheh
hiatus kayaq jeng wind?
ah-ha! satu lagi korban terjerat…
tentu, jeng wind. kita teman…
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 9:58 pmaww awww..baru tau kalo yang punya ne blog ternyata wanita…..
Comment by casual cutie 20 May 2009 @ 12:26 pmbtw, nama blognya keren bgt jeng…
😯
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 10:00 pmah hah hah… jeng cutie… ter..tipu?
annuuuh, jeng… ini… cuman pura-pura kan?
hoaaaah.. saya sempet tercekat pas baca paragraf terakhir dan mulai relaks kembali setelah membaca comment pertana 😆
don’t stop blogging ^_^
Comment by deeedeee 20 May 2009 @ 7:05 pmmwe heh heh…
jadi jeng deee juga sempat ketipu yah? coba kalau komen paling pertama itu saya ilangin ajah…
ah, sudah berhenti hiatusnya tah jeng? welcome back, deh…
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 10:03 pmCan you see, i turn the light on..
Comment by Muzda 20 May 2009 @ 10:03 pmLook at the sky ..
*buru2 naik batmobile*
Comment by Infinite Justice 20 May 2009 @ 10:06 pm*meluncur ke TKP*
ehm … thanks GOD cuma fiktif 🙂
Comment by Rindu 21 May 2009 @ 7:57 am… dan kalau bukan fiktif, rasanya jeng Rindu bakal berucap; Eau My GOD… ?
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:02 amgambarnya bgs bgt..
Comment by madi 21 May 2009 @ 11:32 amcr biisa gambar kayak gitu gmn sih??
pasti susah deh..
hmmm… saya sendiri juga kurang mengerti bagaimana cara menjelaskannya…
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:07 amsinging an old backstreetboys’ “As Long As You Love Me…”
*sediaplastikmurah*
silakan muntah…
udah muntahnya? mau saya lap…
huahahaha….
Comment by yoan 21 May 2009 @ 3:24 pmalih-alih muntah, ingsun malah jadi mimisan, dinda yo… 😆
mari kita nyanyikan lagu ini sahaja;
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:09 amC A Minor D Minor ke G ke C lagi…
cuman satu kata:
Comment by insanmuhamadi 21 May 2009 @ 8:37 pmSALUT..!
ah, hatur nuhun, kang… 😉
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:10 ammmm..iyahhh.seperti diriQ,hiatus sesaat,trus baliks la9i,suale da nyandu sama blo9 😀
makasi untuk pertemanannya 😉
jadi dont stop n9eblo9 yaaaaa…??
** rayu.net
Comment by wi3nd 22 May 2009 @ 10:17 amemmmh… ndak pengin merehabilitasi diri dari candu ituh jeng?
saya fikir justru saya yang harus berterimakasih atas pertemanannya… terimakasih banyak, jeng…
emmmh… kalau rasa itu ada… mungkin saya akan kembali… mungkin…
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:13 amnjiz! banyakan komengtator cewek daripada cowok!
SELEBLOG BARU TELAH HADIR, SUDARA-SUDARA!!!
*standing ovation*
Comment by The Bitch 22 May 2009 @ 2:39 pmiya, jeng… dan anda baru saja menambah jumlah komentator cewek itu… 😆
dan dari sekian banyak blogger pria, sedikit sekali yang membaca tulisan saya ini. jadi saya fikir wajar saja kalau banyak yang tidak mampir…
*barusadarternyataminatbacaperempuanlebihtinggiketimbanglelaki*
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:15 aminbox nya msh penuh? atau udh berkurang.. just wondering respon ‘renata’ nya stlh bc postingan ini… 🙂
Comment by kucingkeren 22 May 2009 @ 3:21 pmrespon dari renata? ah hah hah… saya malah belum memikirkannya… sekiranya saya tidak menuliskan komentar paling pertama untuk memberi penjelasan, mungkin saya bisa bikin kelanjutan ceritanya…
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:36 amwaw, ceritanya dibikin novel atau cerpen aja! 🙂 nice writing!
Comment by inal 22 May 2009 @ 5:34 pmah, yah… entah mengapa, saya merasa bahwa ini sudah lebih dari cukup. ketika kita menulis, dan kita bisa mendapat sahabat karenanya, saya fikir itu jauh lebih bermakna ketimbang saya hanya mendapatkan komunikasi satu arah dengan menerbitkan sesuatu tulisan namun saya tidak bisa membaca respon dari pembaca tulisan saya secara langsung…
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:39 amweleh, bikin kaget aja. Tapi sempet curiga juga sih, habis para lesbian kan sangat sangat tertutup, mana mungkin nulis secara terbuka sambil buka identitas kayak begini 😛
Comment by ndarieindah 22 May 2009 @ 6:03 pmah hah hah…
Comment by Infinite Justice 23 May 2009 @ 12:41 amjeng hajjah sempat mengira ini betulan? tapi beneran, jeng… saya jadi penasaran apa yang sekiranya bakal dituliskan orang-orang kalau saja komentar paling atas itu saya hapus…
hmmm… kalo saya mungkin nggak bakal komen, nggak tahu mau ngomong apa sih ^^;
Comment by ndarieindah 23 May 2009 @ 8:10 amspeechless ya… ah ha ha… tapi rasanya saya juga mengerti perasaan semacam ituh…
Comment by Infinite Justice 24 May 2009 @ 10:12 pmcantik lukisannya, kembarannya monalisa
Comment by ariosaja 23 May 2009 @ 3:43 pmwah… thanks, bro…
Comment by Infinite Justice 24 May 2009 @ 10:14 pmsaya kira beneran. wah bagus nih….twisted ending. eh, tapi beneran fiktif?
Comment by geRrilyawan 23 May 2009 @ 7:39 pmrenatanya maksudnya…dia fiktif? wah padahal tipe saya sekali ituh. (tipe semua orang kayanya…)
mwa ha ha…
thanks udah membacanya, bro… fiktif? mmmh… tergantung sih… sebab, yang tidak faham dan tidak membaca komentar nomer satu menganggap ini beneran sih… ah hah hah… jadi sepertinya saya merusak karakter saya sendiri?
emmh… ketika kita pengin menciptakan sutu karakter, bayangkan dia benar-benar ada, bayangkan sifat-sifatnya, gaya bicaranya, dan hola! kita bisa menggambarkannya secara nyata…
Comment by Infinite Justice 24 May 2009 @ 10:18 pmmungkin… tipe saya juga…
Fotonya itu lho… Ranguati…
Comment by musa 24 May 2009 @ 4:46 pmfoto? emmmh… saya menyebutnya sketksa loh… 🙂
Comment by Infinite Justice 24 May 2009 @ 10:20 pmups, kejujuran meski pahit kadang harus dikatakan ya?
Comment by reallylife 24 May 2009 @ 5:24 pmemmmh… kejujuran yah… yah, saya fikir juga begitu…
Comment by Infinite Justice 24 May 2009 @ 10:22 pmAmpunnnnnnnnn tak kirain benerannnnn busyet dahhhh……… arggggggggggh tapi mantab, btw bro apa sis ce???
Comment by ria manies 27 May 2009 @ 10:34 amah hah hah…
Comment by Infinite Justice 27 May 2009 @ 10:46 pmini cerita iseng karena saya pengin mengerjai seseorang koq… dan yah, jeng ria anggap saja saya lelaki…
saya salah paham, kaget banget pas baca endingnya, hehhehe
Comment by neng fey 10 June 2009 @ 5:49 pm