Death for Crime, Hail Justice!


I Bought A Pair Of Stick, Now I Need A Drum!
2 May 2009, 9:25 pm
Filed under: Personal Case

sonor-box

sonor-sticks

Jadi Saya mampir ke salah satu toko musik di Mall Mangga Dua, buat beli sepasang stick drum merk SONOR. Sebenarnya sih nyari yang SABIAN, tapi adanya cuman SONOR sama TAMA. Pengin ambil yang merk TAMA, e Saya nggak cocok dengan coraknya yang menurut Saya norak minta ampun… dan akhirnya Saya ambil yang merk SONOR, karena harganya juga jauh lebih murah ketimbang yang merk TAMA :mrgreen:

Beli stick drum? Apakah Saya ini drummer? Anak band? Bukan. Saya bukan pemain drum, bukan pula anak band. Meski Saya suka setengah mampus sama John Dolmayan*, dan pernah pula Saya suka sama Setyo Nugroho*, tapi bukan pula itu intinya.

Kalaulah benar bahwa otak kanan dan kiri memiliki perkembangan yang dipengaruhi oleh tingkat aktivitas belahan tubuh yang berseberangan, maka inilah dalil yang membuat Saya penasaran. Dan karena Saya tidak kidal, tentunya Saya sangat mengandalkan belahan tubuh sebelah kanan sebagai motor utama gerak dan aktivitas Saya. Jadinya, ada kemungkinan bahwa belahan otak sebelah kiri Saya yang mengalami perkembangan jauh lebih pesat ketimbang belahan otak kanan.

Maka untuk bisa mengetahui seberapa jauh perbedaan kapabilitas tangan kanan dan kiri Saya, Saya membeli stick drum ini, dan mulai image training nge-drum mengikuti beberapa judul lagu. Untuk lagu yang slow dan tergolong ‘sederhana’ ketukan drum-nya sejenis Don’t Cry atau November Rain-nya Guns N’ Roses, hingga Iris-nya Goo Goo Dolls (meski Saya lebih suka dengan Iris versi Ronan Keating) tangan kiri Saya masih bisa bekerjasama dengan apik. Pun demikian ketika Saya naikkan tempo, mengiringi Sweet Child O’ Mine-nya Guns N’ Roses hingga Helena-nya My Chemical Romance, ia masih bisa mengimbangi meski mulai menunjukkan gejala kepayahan. Namun tatkala Saya ‘memainkan’ lagu yang cepat sejenis Chop Suey atau Toxicity-nya System of A Down, atau yang sedikit rumit semacam permainan drum-nya White Lion yang Broken Heart (yang sering membuat ketukan Saya missed) atau Best of You-nya Foo Fighter, Saya baru sadar bahwa tangan kiri Saya sudah tidak bisa mengimbangi tangan kanan Saya. Tangan kiri Saya kurang terlatih rupanya 😦

Saya masih bisa nge-drum dengan sebelah tangan (kanan) saja, siapa tahu bisa seperti Rick Allen*. Tapi sekali lagi, bukanlah itu intinya. Saya hanya pengen mengukur, menakar seberapa jauh tangan kiri Saya bisa mengimbangi tangan kanan Saya untuk melakukan hal-hal remeh namun sedikit rumit, sejenis Anda kudu menggambar lingkaran dengan tangan kiri dan segitiga dengan tangan kanan pada saat yang bersamaan. Bukan perkara mudah, mengingat Saya lebih banyak bertumpu pada tangan kanan Saya untuk aktivitas sehari-hari. Saya pengin memfungsikan semua bahagian tubuh Saya secara optimal, termasuk tangan kiri Saya, sehingga siapa tahu, belahan otak kanan Saya pun akan turut berkembang.

Roger Wolcott Sperry** mengemukakan teorinya soal fungsi dari belahan otak kiri dan kanan. Belahan otak kiri menyokong fungsi/kemampuan analisis, perbedaan, hitungan dan angka, kemampuan berbahasa dan logika, sementara belahan otak kanan memegang fungsi/kemampuan untuk imajinasi, kreativitas, warna, musik, dimensi bentuk atau ruang hingga soal emosi. Dan Saya yang terlalu mengandalkan pada belahan tubuh bahagian kanan sebagai mesin utama gerak motorik, secara tidak sadar terus memompa kapasitas otak kiri, sehingga kalau berbahasa Saya kelewat mendayu-dayu, mirip bahasa pujangga jadi-jadian yang cintanya nggak kesampaian atau malah mirip dalang yang sedikit senewen gara-gara kalau tampil di tivi dapat slot tayang tengah malam menjelang dini hari. Kalau mau jujur, Saya tergolong orang yang paling menghargai kreativitas, dan itulah yang Saya perjuangkan dari diri Saya sendiri. Termasuk salah satu alasan kenapa Saya tetap menerima kehadiran media hiburan visual semacam lukisan, fotografi, anime dan manga adalah untuk memperkaya perbendaharaan otak Saya akan ragam bentuk, dimensi, proporsi, warna dan sebangsanya, sehingga Saya tetap terpacu untuk bisa berfikir kreatif.

Memang benar, bermain drum itu butuh teknik, skill tinggi terutama untuk memainkan pola ketukan yang cepat, kompleks dan rumit, dan itu butuh latihan dalam rentang waktu yang tidak pendek. Dan itulah yang sedang Saya coba untuk kejar. Karena siapa tahu, dengan melakukan hal-hal remeh semacam image training nge-drum ini Saya bisa melatih tangan kiri Saya sehingga semakin lihay, dan turut mendongkrak kinerja belahan otak kanan Saya. Selain itu, Saya juga pengin ~ seandainya dalil soal cross-over kiri-kanan ini tidak dhoif ~ meningkatkan persentase sinkronisasi otak kiri dan otak kanan, sehingga daya konsentrasi Saya bisa melonjak naik.  

__________________________
Footer :

* John Dolmayan merupakan drummer band System of A Down yang paling piawai dengan permainan drum dalam tempo super-cepat. Setyo Nugroho, atau dipanggil juga dengan nickname Wizztyo Nugross adalah mantan drummer band DEWA pasca keluarnya Ari Lasso. Sementara Rick Allen merupakan drummer band Def Leppard yang bertangan satu. Tangan kirinya terpaksa diamputasi akibat kecelakaan di usianya yang baru menginjak awal 20an. Rick Allen selanjutnya menjadi tenar sebagai drummer bertangan buntung namun kualitas permainannya tetap terjaga.

** Roger Wolcott Sperry meraih penghargaan nobel atas teoremanya mengenai fungsi dan peranan otak ini, yang selanjutnya dalil-dalilnya diakui oleh seluruh dunia, bahkan dijadikan fondasi acuan untuk pengembangan metodologi pengajaran dan pembelajaran untuk memaksimalkan kinerja otak kiri dan kanan secara keseluruhan.


50 Comments so far
Leave a comment

jiaahh… kalo dikau maen drum, daku cuma bisa senam otak saja dulu, sikat gigi pake tangan kiri, sama banyak latihan ngetik pake tangan kiri biar ini dua belahan otak bisa agak singkron n kinerjanya lebih optimal…

well, selamat menempuh hidup baru *apapunmaknayangterkandungdidalamkalimatitu*

Comment by yoan

@ yoan :

jiaahh… kalo dikau maen drum, daku cuma bisa senam otak saja dulu, sikat gigi pake tangan kiri, sama banyak latihan ngetik pake tangan kiri biar ini dua belahan otak bisa agak singkron n kinerjanya lebih optimal…

bagusnya, memainkan stick drum itu kita tidak asal mengetukkan tongkat, tapi menyamakan dengan permainan drum dalam lagu yang kita runut. otomatis, kita juga bakal berkonsentrasi, merunut ketukan demi ketukan, lalu dalam waktu secepat mungkin dalam upaya mengimbangi permainan, kita mencoba mengetukkan tongkat dalam rima dan tempo yang sama. saya merasa disinilah poin pentingnya buat senam otak, melatih konsentrasi dengan harap sinkronisasi otak kiri dan kanan bisa lebih meningkat lagi

well, selamat menempuh hidup baru *apapunmaknayangterkandungdidalamkalimatitu*

statemen yang ambigu, duhay dinda… apakah terkurasnya isi perutmu terkait dengan lahirnya jabang bayimu membuat pola fikirmu terpelintir sungsang? :mrgreen:

Comment by Infinite Justice

wah..pinter maen drum ya
*mampir bro*

Comment by annosmile

@ annosmile : kalau sudah pinter nge-drum mah abdi ti perlu belajar kayaq gini kang…

Comment by Infinite Justice

Assalamu’alaykum

stik drum yah??

olah tangan kanan dan tangan kiri.., semacam berpikir cabang menurutku.., dimana kita bisa berfikir dua hal sekaligus dalam suatu keadaan bagaimana kita menggerakkan stik denag kedua gerakan yang berbeda antara yang kiri dan kanan ^_^

sebenarnya seh mau pamitan…shofiy pamit dulu yah..,pak batman!

SEMANGAT

Comment by shofiy

Sebenarnya meningkatkan aktivitas otak kanan tidak harus hanya lewat seni saja. Engineering misalnya selain menggunakan otak kiri dia juga harus kreatif menciptakan sebuah mesin yang berguna. Dalam bidang manajemen juga banyak menggunakan otak kanan. Kenapa? Karena manajemen adalah gabungan dari ilmu dan ‘seni’. Nah, bagian yang sangat abstrak seperti kelihaian interaksi dengan berbagai orang, menciptakan produk baru bagi pasar, atau menciptakan layanan baru yang inovatif semuanya menggunakan otak kanan. Di dalam senipun, yang banyak menggunakan otak kanan adalah jika ia menciptakan suatu lagu atau mengimprovisasi suatu lagu, nah itu namanya baru menggunakan otak kanan. Sedangkan kalau cuma… ehm… meniru-niru gebuk drum atau main piano dengan buku piano sepertinya itu juga kebanyakan pakai otak kiri juga deh. Huehehehe…. :mrgreen:

Comment by Yari NK

@ shofiy : wa’alaikum salam… 😉

olah tangan kanan dan tangan kiri.., semacam berpikir cabang menurutku.., dimana kita bisa berfikir dua hal sekaligus dalam suatu keadaan bagaimana kita menggerakkan stik denag kedua gerakan yang berbeda antara yang kiri dan kanan ^_^

yah, begitulah kira-kiranya jeng. dan saya masih merasa kepayahan buat mensinkronkan gerakan tangan kiri dan kanan…

sebenarnya seh mau pamitan…shofiy pamit dulu yah..,pak batman!

hmmmh… jangan lama-lama ya jeng…

SEMANGAT

bagaimana saya bisa bersemangat kalau sahabat baik saya pergi…? 😥

@ Yari NK : great comment, as always, pak. buat saya, ini sih bersifa eksperimental sih pak. karena toh meningkatkan kapasitas otak kanan itu tidak saklek kudu menggenjot fisik. tapi, kali ini saya pengin mencoba metodologi ini, pak. Sekiranya saya bisa melatih tangan kiri saya hingga fungsinya bisa optimal (maksimal kalau perlu), maka kira-kira perubahan apa yang bakal terjadi? tentu saja, yang namanya percobaan semacam ini ibarat kita gambling, pak. tapi teuteup saja saya penasaran menunggu hasilnya 😉

pernah pula saya berasumsi, bahwa antenna TV yang berbentuk memanjang laiknya antenna radio jaman dulu bisa memasang sinyal lebih kuat ketimbang antenna duduk bercabang warna oranye itu. maka demi menjawab rasa penasaran, saya mati-matian berburu antenna panjang untuk menggantikan antenna cabang saya. hasilnya? asumsi saya salah, karena ternyata beberapa saluran tangkapannya jadi jelek.

tapi untuk soal berlatih menggebuk drum ini harapannya lain pak. tidak sesederhana antenna tivi. setidaknya, tangan kiri saya bakal makin lihai dan terlatih, mengingat selama ini saya terlalu bertumpu pada tangan kanan saya…

Comment by Infinite Justice

Intinya mo melatih keseimbangan ya..? Ini kunjungan balik mas. Makasih udah mampir ke tempat saya. Mohon maaf kalo saya langsung koment disini. *karna bagian yg lain banyak bahasa londonya jadinya saya gak mudeng* salam.

Comment by Hary4n4

@ Hary4n4 : ya memang begitulah intinya. Saya pengin mensinkronkan tangan kiri dan kanan biar berimbang, dan dengan harap otak kanan saya juga turut berkembang

Comment by Infinite Justice

Salam
gw rasa kebanyakan orang malah terpaku dan sibuk men-tag kan diri soal otak mana yang bisa lebih dominan kiri atau kanan, padhl IMHO sbnrnya di bidang apapun baik yg pake otak kiri atau kanan, potensi kedua belah otak itu sama besarnya tergantung kita ngasahnya sejak awal..gitu loh..secara kadang pen-tag-an soal personality kek sebuah pasungan untuk potensi atau kreativitas yang lain yg sbnrnya kita bisa. *duh aku ngomong opo toh 😀

Comment by nenyok

ouh.. bagus juga alesan main drumnya 😀
aku diliat dari cara ngetik aja dah ketauan kalo otak kanannya agak keteteran.. 🙄

Comment by phiy

gimana dengan mike portnoy!? ko ga disebut ya!?hhhee… saya suka satu mampus ma orang ini, walopun saya ga bisa nge-drum! :mrgreen:

otak kanan emang butuh perhatian juga ya. segala sesuatunya emang harus seimbang.

Comment by Irfan

Aku jd ingat sahabatku
Drammer Grup Bandku saat muda dulu 🙂

Comment by achoey

statemen yang ambigu, duhay dinda… apakah terkurasnya isi perutmu terkait dengan lahirnya jabang bayimu membuat pola fikirmu terpelintir sungsang?

pola pikir sayah memang sudah cenderung ‘sungsang’ dari dulu… dan adinda belum melahirkan, kakanda…

ehm… nyambung teh nenyok…
saya juga ga setuju sama pengkotak-kotakan ‘jenis kepribadian’. cenderung bikin orang stuck n berapologi dengan pemakluman: “ya gw kan sanguinis, jadi emang gw gini…”

pala lu bunder! trus kalo udah ada ‘cap’ sanguin, koleris, ekstrovert, introvert dll udah gitu? berenti sampe situ aja? (aduh, iya maap kakanda… maap… ngocehngoceh sendiri tiada berguna ni…)

cuma saya pikir, kalau otak bisa dioptimalkan dengan menyeimbangkan kedua hemisfer, kita mungkin bisa lebih dari sungsang… dan ini bukan hanya sekedar soal ‘tag’ dan ‘labelling’ tapi soal optimalisasi fungsi otak dengan berbagai cara supaya otak kita ini gak cuma kepake seperempatnya ajah…

*sungsang didefinisikan sebagai hebat; sangat hebat; ajaib; unik; sangat keren :mrgreen: *

:peace:

Comment by yoan

@ nenyok : pada dasarnya kita memang butuh kinerja optimal dari kedua belahan otak kita, jeng. dan setidaknya, kalau memang kita merasa potensi kita ada yang kurang ~ merujuk kepada klasifikasi kemampuan versinya Sperry ~ kita bisa melatih belahan otak yang kinerjanya masih dirasa kurang optimal. itu kalau memang teoremanya Sperry memang benar, toh, teorema, asumsi, semuanya kudu diuji.

saya sendiri kadang sedikit regu soal bakat turunan, kemampuan yang kadang tidak ada sangkut pautnya sama sifat/karakteristik orang tua. semisal teman saya ada yang pintar menggambar, padahal kedua orang tuanya membuat garis lurus saja jadinya bengkok-bengkok, menggambar lingkaran jadi mirip segitiga. lalu, darimanakah keterampilan menggambar tersebut? tentu saja, kita nggak bakal ngomongin hal-hal atau kecurigaan yang bener, soal siapa sih sebenarnya bapaknya? :mrgreen: 😆 😆

ada yang beasumsi bahwa itulah kinerja belahan otak, yang menjadikan kemampuan imajinasi, keterampilan dalam bidang seni, visual seseorang jadi lebih tajam ketimbang orang tuanya. pen-tag-an soal personality? macam apakah? misalnya saja seseorang divonis tidak bisa menggambar lantaran niatnya menggambar orang jadinya kayaq monyet? kalau memang seperti itu, sudah tidak butuh pen-tag-an, jeng, karena memang tidak ada orang yang sempurna, kemampuan masing-masing orang beda-beda. maka tagging ini adalah salah satu bentuk kebiadaban dari seseorang yang menuntut kesempurnaan yang kebetulan jenisnya tidak dimiliki oleh seseorang ybs. ada yang pakar di bidang seni, tapi bego soal ilmu pasti, dan lain sejenisnya. Tuhan tidak memberikan bakat lengkap pada seseorang, dan sekiranya perbedaan kaapsitas dan kemampuan ini direncanakan oleh Tuhan secara sengaja, agar manusia bekerja sama saling melengkapi kekurangan agar menjadi ‘sempurna’

@ phiy :

ouh.. bagus juga alesan main drumnya

ndak juga koq, jeng… ini dalih saja biar kelihatan ilmiah, padahal memang dasarnya saya ini cenderung autis… :mrgreen:

aku diliat dari cara ngetik aja dah ketauan kalo otak kanannya agak keteteran..

anuuh… jeng phiy juga mulai jatuh pada teoremanya Sperry tuh 😆

@ Irfan :

gimana dengan mike portnoy!? ko ga disebut ya!?hhhee… saya suka satu mampus ma orang ini, walopun saya ga bisa nge-drum!

hmmmh… ketimbang Dream Theater, saya masih lebih demen sama Metallica atau Iron Maiden… Iron Maiden pun saya lebih demen sama proyek solo-nya Bruce Dickinson…

otak kanan emang butuh perhatian juga ya. segala sesuatunya emang harus seimbang.

ah, bener, masbro. intinya adalah tercapainya keseimbangan antara keduanya, sehingga kalau memang dalilnya Sperry bener, kita akan bisa memanfaatkan otak kita secara optimal…

@ achoey :

Aku jd ingat sahabatku
Drammer Grup Bandku saat muda dulu

masbro memangnya sudah tua? 😆 😆 😆

@ yoan :

pola pikir sayah memang sudah cenderung ’sungsang’ dari dulu… dan adinda belum melahirkan, kakanda…

aduhay, dinda… kalaulah memang belum melahirkan, janganlah terlalu banyak jalan, singgahlah di sini, duduk disamping kanda, dan kanda betulkan pola fikir dinda yang sungsang biar mudah dikeluarkan ide dan gagasan yang inovatif dari kepala adinda… :mrgreen:

ehm… nyambung teh nenyok…
saya juga ga setuju sama pengkotak-kotakan ‘jenis kepribadian’. cenderung bikin orang stuck n berapologi dengan pemakluman: “ya gw kan sanguinis, jadi emang gw gini…”

pala lu bunder! trus kalo udah ada ‘cap’ sanguin, koleris, ekstrovert, introvert dll udah gitu? berenti sampe situ aja? (aduh, iya maap kakanda… maap… ngocehngoceh sendiri tiada berguna ni…)

yah, itukan tergantung cara pandang kita, dinda. merujuk ke pendapat Hipocrates, dia beranggapan bahwa sifat/karakteristik orang tidak bisa diubah. semisal adinda cenderung koleris-sanguinis, maka biasanya sifat adinda bakal begitu selamanya.

kanda sendiri melihat bahwa pada dasarnya sifat/karakteristik/temperamen seseorang pada dasarnya bisa diubah/berubah, namun tentunya butuh ketelatenan dan waktu yang sangat lama. untuk bisa mengubah sifat butuh tekad dan niat kuat, dinda. Namun, sifat dasarnya sebenarnya tidak benar-benar berubah total. Sifat asli itu masih tetap ada. Semisal seseorang yang koleris, umumnya mudah bosan dengan hal-hal yang rumit dan detail. Seiring dengan pembelajaran dan berjalannya waktu, bisa saja dia jadi menyukai detail. Menurut kanda, sifat dasarnya sebagai koleris tidak berubah, tapi sifat-sifat derifatifnya-lah yang berubah. Mungkin dia jadi koleris-melankolis.

dan kanda tidak keberatan kalau ada yang menyebut saya cenderung koleris-melankolis, karena toh, kanda cenderung mengidap split personality, yang kadang alter-egonya memiliki sifat yang sangat berlawanan. kanda bisa jadi ekstrovert, bisa pula introvert. bisa kompulsif, bisa pula impulsif, bisa koleris, sanguinis, plegmatis, dan bisa pula melankolis. tapi menurut kanda, itu lebih cenderung dipengaruhi mood, dinda.

Dan sekarang kanda sedang jadi plegmatis-melankolis, dinda. Kakanda tenang dan menenangkan, teduh dan meneduhkan. Kakanda berbunga-bunga, dipengaruhi oleh cinta, cinta dan cintaaaaa…

*muntahmuntahsendiri*

Oh, hiya. Menurut kanda, pen-tag-an atau pengkotakan jenis kepribadian ini masih wajar dinda asalkan masih pada taraf untuk mengelompokkan sifat dasar seseorang, bukan sebagai justifikasi untuk memojokkan atau men-check mate seseorang. Orang berusaha mengenali karakteristik orang lain, makanya mereka membuat klasifikasi karakteristik dasar bagi tiap-tiap orang. Yang tidak kanda setuju adalah teori labelling-nya Menes, yang mematikan seseorang hanya karena suatu kejadian tertentu, namun dibebankan kepadanya hingga seumur hidupnya. Jadi, taruhlah, dinda menyebut kanda plegmatis-melankolis-romantis ~ pada saat ini. Dan pada lain waktu, dinda bakal menyebut kanda koleris-plegmatis karena mood kanda sedang berubah.

Pengkotakan yang masih bisa kanda terima;
Dinda : kanda hari ini terlihat begitu anggun dan menenangkan, dinda yakin bahwasanya kanda sedang jadi seorang plegmatis-melankolis…

Pengkotakan yang tidak etis;
Dinda : pala lu bundar! :mrgreen: atau ; dasar luh autis akut! 😆

Menurut dari yang kanda tangkap, mungkin yang dimaksudkan oleh jeng nenyok bukan seperti ini. Tapi pengkotakan personality tanpa dasar yang kuat, dengan membawa-bawa kemampuan seseorang yang kurang piawai pada satu aspek tertentu dan mengkaitkannya dengan sifat dasarnya yang kurang disukai oleh pelaku tagging. Semisal; dasar plegmatis, makanya lu nggak bisa berkembang, stuck nggak ada kemajuan!

Hmmh… jadi kesimpulannya, pengkotakan asal untuk tujuan studi/pengenalan karakteristik seseorang, kanda masih bisa terima. Tapi pengkotakan dengan tujuan untuk memojokkan kanda juga tidak terima.

cuma saya pikir, kalau otak bisa dioptimalkan dengan menyeimbangkan kedua hemisfer, kita mungkin bisa lebih dari sungsang… dan ini bukan hanya sekedar soal ‘tag’ dan ‘labelling’ tapi soal optimalisasi fungsi otak dengan berbagai cara supaya otak kita ini gak cuma kepake seperempatnya ajah…

dan inilah inti ceritera yang pengin kakanda angkat. bahwasanya kanda berupaya melatih tangan kiri kanda, sekalian untuk membuktikan asumsi dari Sperry. dan siapa tau, apabila belahan otak kanan kanda sudah tambah berkembang, maka kanda bisa merancang prosa puisi yang meluluh lantakkan tata bahasa yang sudah ada, dan menjadikan sarjana strata-3 berasa menjadi anak baru belajar membaca sangking terpesonanya dengan prosa puisi yang kanda tuliskan…

*sungsang didefinisikan sebagai hebat; sangat hebat; ajaib; unik; sangat keren

dinda… tidakkah sungsang berarti butuh perhatian dan perlakukan khusus? dan tentu sahaja; bikin heboh! 😆

Comment by Infinite Justice

Eh, I.J ..
Tsah,, aku panggilnya I.J aja deh, biar mirip I.J Joe .. hahaa,, maksa .. atau penyanyi R&B gitu ..

Ini cuma comment asal ya, yang diketik gak pake mikir, soalnya gue ngantuk n capek berat sampe rasanya kalo disentuh dikit udah tumbang ..

Gini…
Kalo tangan kanan mempengaruhi otak kiri yang isinya logika dsb dsb .. berarti orang indonesia yang banyakan gak kidalnya daripada yang kidal, berarti kita bangsa yang logis dong …

Trus yang orang kreatif itu, cuma orang-orang kidal …

*mikir mengingat-ingat, seniman kita kidal pa kanan yaa ..*
*mikir lagi, aku ngomong apa sih barusan*

Comment by Muzda

O ya, satu lagi ..
Aku emang gak peduli gosip artis, tapi sumpah aku peduli ma nasib teman ..

jadi,, jabang bayi apa yang kau permasalahkan dengan adinda itu ??

Comment by Muzda

busyet..blog ini bagus mas…
kunjugan balik ya…:-)

Comment by gwgw

wah hebat. cuma mw ngetes aja sampe beli sticknya., klo ak sih pinjem aja. ahaha

Comment by agung agriza

gossiiiippp!!!!

yang punya blog inih lagi jatoh cinta, cinta dan cintaaaaa…

huahahaa…

Comment by yoan

kapan rencana beli drumnya kang… biar lengkap gitu uji cobanya… heheh…
karena yang dibutuhkan tidak hanya bisa mengikuti cepatnya ketukan bukan,, pelan – kerasnya ketukan pada drum juga mempengaruhi nada yang timbul,, dan menurut saya ikut mempengaruhi munculnya kreatifitas otak kanan itu sendiri… 🙂
siapa tau bisa sekalian menggali bakat t’pendam ;D

Comment by wanti annurria

@ Muzda :

Eh, I.J ..
Tsah,, aku panggilnya I.J aja deh, biar mirip I.J Joe .. hahaa,, maksa .. atau penyanyi R&B gitu ..

:mrgreen: (dance) (dance) (dance)

Gini…
Kalo tangan kanan mempengaruhi otak kiri yang isinya logika dsb dsb .. berarti orang indonesia yang banyakan gak kidalnya daripada yang kidal, berarti kita bangsa yang logis dong …

yah, bener sekali jeng. analisis yang bagus. trus? tidak penasaran kenapa bangsa kita yang harusnya orangnya mikir pake logika tapi gampang percaya sama hal-hal ajaib sama klenik?

itu karena mereka ndak memakai otaknya! ha ha ha 😆 😆 😆

Trus yang orang kreatif itu, cuma orang-orang kidal …

bukan, jeng. orang-orang yang kreatif ituh orang-orang yang mau memakai otaknya, berkarya tak harus selalu berseni, tapi bagi sebahagian orang, hasil karya yang serius sekalipun yang dihasilkan dengan berdasarkan pada logika bisa jadi a state of an art…

oh, yah. kondisi kepepet juga bisa bikin orang jadi kreatif loh :mrgreen:

*mikir mengingat-ingat, seniman kita kidal pa kanan yaa ..*

tidak perlu difikir, jeng. jawabnya sederhana; mereka mampu memanfaatkan kapasitas otaknya untuk menghasilkan ide-ide yang brilian. thats all.

O ya, satu lagi ..
Aku emang gak peduli gosip artis, tapi sumpah aku peduli ma nasib teman ..

jadi,, jabang bayi apa yang kau permasalahkan dengan adinda itu ??

kami sedang memikirkan soal namanya nanti, jeng… 😆 😆 😆

trus kami juga lagi mikir musti ikut asuransi pendidikan dengan cicilan seberapa besar tiap bulannya :mrgreen:

@ gwgw : ah, thanks kunjunganya yah…

@ agung agriza :

wah hebat. cuma mw ngetes aja sampe beli sticknya., klo ak sih pinjem aja. ahaha

yah, begitulah saya… tapi saya fikir stick ini kan akan sering saya pakai. jadi kalau cuman minjem kurang afdhol, dan nggak enak sama yang dipinjami…

@ yoan :

gossiiiippp!!!!

yang punya blog inih lagi jatoh cinta, cinta dan cintaaaaa…

huahahaa…

mumpung lagi plegmatis-melankolis, ingsun pengin mentasbihkan diri ingsun sebagai Pejuang Cinta & Keadilan, dinda… :mrgreen:

@ wanti annurria :

kapan rencana beli drumnya kang… biar lengkap gitu uji cobanya… heheh…

… anuuuh jeng… kek-nya kudu nunggu sampai ingsun punya rumah sendiri deh… takut bikin orang rumah jantungan :mrgreen:

karena yang dibutuhkan tidak hanya bisa mengikuti cepatnya ketukan bukan,, pelan – kerasnya ketukan pada drum juga mempengaruhi nada yang timbul,, dan menurut saya ikut mempengaruhi munculnya kreatifitas otak kanan itu sendiri…

hmmmmh… saya fikir itu sangat logis, jeng. saya malah tidak kefikiran sampai ke aspek pelan-kerasnya ketukan. saya sekarang mukul apa saja yang bisa dipukul 😯 dan sekiranya itu belum memberikan saya gambaran soal pelan-kerasnya ketukan saya…

siapa tau bisa sekalian menggali bakat t’pendam ;D

ah-ha… sejak dulu saya selalu saja beranggapan bahwa dalam sebuah band, posisi paling keren adalah lead-guitarist sama drummer… makanya saya jadi penasaran buat menggali lebih dalam kira-kira saya bisa memukul drum dengan baik atau enggak…

Comment by Infinite Justice

udah pernah bawain gaya nge-drumnya mike portnoy? xixixi…

Comment by The Bitch

halah lupa nanya. kalo ambidextrous udah ga usah latihan lagi ya?

Comment by The Bitch

@ The Bitch :

udah pernah bawain gaya nge-drumnya mike portnoy? xixixi…

anuuh, jeng. saya kurang begitu suka dengan Dream Theater… saya masih kepincut sama teknik dan style-nya John Dolmayan 😉

halah lupa nanya. kalo ambidextrous udah ga usah latihan lagi ya?

ho-ho… kayaqnya ituh target saya deh, dimana kiri-kanan sama-sama bisa melakukan hal yang sama sulitnya… saya sudah beberapa kali mencoba menabuh stick, dan ternyata secara tidak sadar saya memberikan porsi yang lebih sedikit buat tangan kiri saya. tentu saja, ini bisa dibilang kurang sesuai dengan tujuan saya buat menjadikan tangan kiri saya ‘equal’ dengan tangan kanan saya… en, yep. kalau sudah jadi ambidextrous, saya nggak perlu latihan lagi… cuman tinggal nyari-nyari gitaris, vokalis sama bassis :mrgreen:

Comment by Infinite Justice

err… sayah gag bisa main drum… udah gitu bedebah typo pulak, suka salah ketik… hiks…

btw, mintak ym boleh?

Comment by dita_disini

nganu aja… coba multitasking. did well for me. sambil translate sambil ikutan nyanyi RATM atau KORN di playlist. hehe.

Comment by The Bitch

@ dita_disini :

err… sayah gag bisa main drum… udah gitu bedebah typo pulak, suka salah ketik… hiks…

euh… kalau jeng dita pinter menabuh drum, saya bakal kagum tuh… jarang loh drummer cewek. kalo band indonesia setau saya baru band Harapan jaya itu tuh yang drummer-nya cewek…

suka salah ketik? sama koq jeng. kalau mau bikin alasan ngeles kenapa saya suka saja salah ketik, anggaplah, saking cerdasnya otak saya, jari-jemari saya sampai kesulitan mengikuti… :mrgreen:

kalau jeng dita mau memperhatikan, orang sekelas Mario Teguh juga sering belepotan bicaranya koq. saya sendiri lebih menilai itu karena mulutnya tidak bisa mengikuti cerdasnya otak si Mario Teguh dalam merangkai kata…

YM? hmmmh… coba cek e-mail saya deh, jeng… kan ada tuh di account blog-nya jeng dita…

Comment by Infinite Justice

@ The Bitch : haduh… maaf, jeng, komen-nya selip! :mrgreen:

nganu aja… coba multitasking. did well for me. sambil translate sambil ikutan nyanyi RATM atau KORN di playlist. hehe.

hmmmh… multitasking yah? saya sering koq multitasking… semisal saya nulis beberapa komen sekaligus, nyobain nge-drum sambil nembang Iris-nya Goo Goo Dolls sampai on-line sembari nonton tivi… 😉

secara kayaqnya saya juga kena ADHD plus autis akut 😆 😆 😆

Comment by Infinite Justice

Orang krmpeng agak jarang jd drumer. . Hufh

Comment by Ageleng

@ Ageleng : lupa ya kang sama SLANK? :mrgreen: Trus menurut saya Jaka dari BIP juga kerempeng loh… tapi saya demen banget sama dia… sampai sekarang pun saya masih suka dengerin lagu mereka yang ‘Koncianmu’ sama ‘Turun Dari Langit’…

Comment by Infinite Justice

Wah benar2 ga bisa maen Drum, maen gitar ajah ga bisa2 dari dulu…

Hohoho itu komentarnya kenapa panjang2 sekali yawh….

Comment by bocahbancar

@ bocahbancar : in fact, saya juga belum bisa. Makanya beli stick, sekalian buat belajar. Main drum buat saya mayan asyik, koq. Nggak perlu ngapalin kunci. Tapi susahnya ya mencari ritme-nya itu.
Komen yang panjang? Kalau sesuai dengan minat/ketertarikan kita, ga kerasa jadi panjang :mrgreen:

Comment by Infinite Justice

ajarin casual cutie maen drum donk…..

Comment by casual cutie

kalo dg ngayal yg gak-gak bisa ngaruh gak ma perkembangan otak kanan..?! hehehe
*gak perlu ditanggapi*

Comment by deeedeee

kaya sumpit kalu dari jauu 😀
* dipentun9 dirimu

mantrab aLesana bli stik,diriku malah nda tau lebih condon9 otak kanan apa kiri,tapi sepertina nda condon9 kmana2 [lahh.. trus apa ya??!]

Comment by wi3nd

saya pengen banget bisa belajar ngedrum ni

Comment by reallylife

diitung-itung udah hampir 4 tahun ga nabuh drum, jadi kangen

Comment by omiyan

@ casual cutie :

ajarin casual cutie maen drum donk…

hayukk!! 😉

@ deeedeee :

kalo dg ngayal yg gak-gak bisa ngaruh gak ma perkembangan otak kanan..?! hehehe

kalau menurut saya sih bisa jeng, asal ngayalnya bukan ngayal yang begituan 😕 selain menggenjot fisik, buat ngembangin kapasitas otak juga bisa dengan memanfaatkan otak secara optimal, jeng. memperbanyak membaca buku, bisa membuat kita lebih bisa berfikir secara cerdas, dan membiarkan khayalan kita berkelana bebas, kita juga turut memperkaya ide-ide dan membikin fikiran kita lebih kreatif.

@ wi3nd :

kaya sumpit kalu dari jauu
* dipentun9 dirimu

:mrgreen:

mantrab aLesana bli stik,diriku malah nda tau lebih condon9 otak kanan apa kiri,tapi sepertina nda condon9 kmana2 [lahh.. trus apa ya??!]

taelah… jeng wi3nd merasa limbung nggak? kalau iya, rasanya limbung ke mana? kanan atau kiri? kalau ke kiri, berarti jeng wi3nd banyak mikir pake otak kiri, dan sebaliknya 😆 😆 😆

@ reallylife :

saya pengen banget bisa belajar ngedrum ni

saya nggak pengin banget belajar nge-drum, tapi penginnya bisa piawai nge-drum :mrgreen:

@ omiyan :

diitung-itung udah hampir 4 tahun ga nabuh drum, jadi kangen

uh-ho… jadinya om omiyan ini mantan drummer kah?

Comment by Infinite Justice

kalo saya suka bingung denger mike portnoy-nya dream theater, seruwet itu kok masih bisa apal. hehe

Comment by mas stein

jah… beli drumnya juga dunkz

Comment by konohanasakuya

@ mas stein :

kalo saya suka bingung denger mike portnoy-nya dream theater, seruwet itu kok masih bisa apal.

hmmmh… yah. saya juga kagum koq sama Mike Portnoy, salah satu lulusan terbaik dari sekolah musik Berkeley itu. permainannya kaya variasi bahkan dalam hitungan tempo yang pendek. dan dia hafal betul untuk memainkan permainan yang sama persis, tidak hanya improvisasi temporer belaka, yang hanya muncul pada satu permainan saja. Mike Portnoy, juga John Pettruci, saya memang mengagumi kejeniusan mereka. tapi sekarang ini saya masih saja kagum akan permainan John Dolmayan yang cepat dan powerfull… 😉

@ konohasakuya : pengin juga sih… cuman kalau sudah punya rumah sendiri saja… sekarang sih takut bikin orang rumah jantungan 😆

*masih sedikit snewen gara2 senior saya ngasih liat bahwa dia beli stick SONOR palsu seharga 20rebu… juga stick Zildjian palsu seharga 7500 😦 *

Comment by Infinite Justice

emang kemaren bli stiknya berapaan?

Comment by neng fey

saya beli di toko alat musik, beli yang ori harganya cepek… 😦

Comment by Infinite Justice

Instead of drum, tidakkah gitar akan membuat kita melihat lebih jelas kemampuan tangan kiri mengimbangi tangan kanan? *just a thought*

Comment by 1nd1r4

emmmh… bisa juga sih jeng. saya hanya berfikiran bahwa memainkan gitar tangan kiri dan kanan berbagi tugas, sementara memainkan drum pada dasarnya juga sama, tapi pada variasi ketukan tertentu, tempo tertentu yang membutuhkan kekompleks-an dan kecepatan, keduanya kudu memainkan yang seragam namun saling mengisi… dan disinilah saya merasa bahwasanya tangan kiri saya sebisa mungkin dapat mengimbangi tangan kanan saya…

eh, yah… mungkin juga karena saya tidak bisa memainkan gitar sih 😉

Comment by Infinite Justice

judul barunya I bought the strings, now I need a guitar 😀

Comment by 1nd1r4

i bought a wig, now i need a tambourine 😆 😆 😆

Comment by Infinite Justice

Hi,

Sekalian ah, masang iklan caru DRUMMER CEWEK di jakarta, tapi untuk nge-band serius, soalnya sudah ada 11 lagu dan ditungguin sama label demo-nay, so kalau ada yang tertarik call me at 081311230146 yah… sms aja nanti gw telp balik

Comment by rizky

Mas coba nonton dve thomas lang creative control judulx..drummer in bs bagi jd 5 otakx..coba aja nonton mas..past kagum..thx

Comment by Indra




Leave a comment