Death for Crime, Hail Justice!


This Is How I Disappear…
31 May 2009, 3:19 pm
Filed under: Personal Case

To un-explain the unforgivable…
Tak terasa, Saya sudah sampai di ujung jalan, yang tak pernah Saya bayangkan akan datang secepat ini. 3 bulan sudah Saya mengalokasikan segala minat dan kertarikan Saya akan blogging, seolah berbagai urusan yang lain menjadi prioritas nomer urut seratus sekian. Dalam waktu yang mengalir lambat, Saya seolah menikmati detik demi detiknya, menit-menitnya, jam, hari, minggu dan bulan yang menyadarkan Saya bahwa hati berbahasa, dan bahasa itu sendiri berirama.

Dalam waktu yang singkat itu, Saya mendapati pula sahabat, yang mau menerima Saya meski tak mengenal Saya sepenuhnya. Mohon maaf, sekiranya Saya tidak menjelaskan apa-apa, namun sungguh beribu ucapan terimakasih Saya takkan cukup untuk membalas kesediaan mereka untuk menjadikan Saya sebagai sahabat.

…And now, you wanna see how far down I can sink?
Apa-apa yang mengambang, pastinya akan tenggelam. Dan kiranya sekarang Saya pun tak mampu menolong biduk Saya sendiri yang mulai limbung menuju karam, tenggelam dalam palung yang paling dalam. Dan tidakkah kalian melihatnya? Kepicikan hati, dan mata Saya yang memepat oleh iri dan dengki membutakan mata, tak mampu lagi Saya melihat kebocoran yang menenggelamkan rasa.

Saya merasa, bahwa tulisan-tulisan Saya belakangan tak lebih dari deretan kata-kata yang tidak menemukan mata untuk menterjemahkannya menjadi bahasa. Dan otak Saya sudah kesulitan merubah fikiran-fikiran menjadi baris demi baris kalimat. Bait-bait kata itu pun menjadi tak sempurna dan tak bisa dibaca. Otak Saya macet, fikiran Saya terkunci. Seolah merupakan alamat pertanda bahwa Saya musti berhenti

…And without you is how I disappear
Sekiranya apa-apa yang memiliki awal, pastinya juga memiliki akhir. Maka inilah akhir dari rangkaian kata-kata Saya, yang telah terputus untaiannya. Saya memutuskan untuk berhenti, menghilang secara sempurna, lenyap selamanya dalam arus besar yang memelintir urat nadi Saya, dan memutuskan tali ari-ari antara hati dengan rasa. Namun, itu semua hanyalah rencana, karena semalam, Saya menemukan alasan dan atau dalih untuk kembali lagi, suatu saat nanti, kala ‘rasa’ itu telah kembali…

Saya tidak akan bilang selamat tinggal, melainkan sampai jumpa lagi, kala Saya sudah kembali…